Hukum meminjamkan/hutang piutang emas adakah termasuk dalam termasuk riba
PERTANYAAN
Pernah saudara mahu pinjam wang tetapi wang tiada, cuma ada emas sahaja untuk di gadaikan dan setelah lunas perhiasan di kembalikan kpd saya. Bgm hukumnya bagi saya ,apakah saya menjalankan riba ?
Muhammad Ulil
JAWAPAN
Memberi pinjaman atau hutangan pada orang yang memerlukan itu sunnah. Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah 2:245:
Artinya: Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
Nabi Muhammad bersabda dalam sebuah hadits sahih riwayat Muslim:
Ertinya: barangsiapa memberi pinjaman/hutang kepada sesama muslim, maka ia akan mendapat pertolongan Allah baik di dunia maupun kelak di hari kiamat.
Memberi hutangan itu hukumnya sunnah. Adapun berhutang itu hukumnya boleh (mubah).
Segala barang yang boleh dijual, maka ia boleh dihutangkan (كل ما صح بيعه صح قرضه). Oleh karena itu, meminjamkan emas hukumnya boleh.
Satu hal yang juga perlu diketahui dalam masalah hutang piutang yang syar’i adalah si penghutang (al-muqridh) tidak boleh mensyaratkan bunga atau manfaat tertentu dalam pengembalian hutang. Jadi, kalau meminjamkan emas 10 gram, maka kembaliannya 10 gram. Tidak boleh lebih kerana hal itu disebut riba.
Akan tetapi, kalau ternyata orang yang hutang memberi lebih dari jumlah hutang atas dasar suka rela, hal itu dibolehkan. Bahkan itu sunnah.
(الإحسان في القرض مستحب إن لم يكن شرطاً كأن يقرضه من الإبل بكراً فيعطيه بدله رباعياً؛ لأن هذا من حسن القضاء ومكارم الأخلاق)